Kekerasan Seksual Pada Anak Perempuan

PENGERTIAN

Segala bentuk tindakan atau ancaman tindakan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa, remaja, atau anak yang lebih tua pada anak berusia di bawah 18 tahun.

Realitas Kekerasan Seksual Pada Anak

kembali ↑

  • Setidaknya 1 dari 3 anak perempuan (2 kali lipat dari sering dilaporkan daripada anak laki-laki) mengalami kekerasan seksual sebelum usia 18 tahun, dan 1 dari 4 anak perempuan mengalaminya di bawah usia 14 tahun
  • Bentuknya sangat beragam. Mulai dari memperlihatkan alat kelamin pada anak, rabaan di wilayah kelamin atau payudara, penetrasi vaginal/anal/oral, dipaksa untuk menjadi obyek pornografi
  • Pelaku pada umumnya adalah orang-orang terdekat atau yang dikenal korban, misalnya ayahkandung/ayah tiri/paman/kakek/ saudara, kenalan keluarga, ulama/guru, teman yang lebih tua usianya, atau orang asing
  • Cara yang biasanya dilakukan adalah dengan bujukan (akan diberi permen/uang), tipuan (pura-pura diajak bermain atau untuk melipur pelaku), atau ancaman maupun paksaan dengan kekuatan fisik
  • Pelaku mengeksploitasi ketidakmatangan anak serta belum berkembangnya kemampuan anak untuk memahami apa yang terjadi pada dirinya
  • Orang tua/dewasa pada umumnya tidak peka/percaya ketika anaknya mengatakan sesuatu yang menunjukkan ia telah meng-alami perlakuan seksual yang tidak semestinya. Anak dianggap mengkhayal atau mencari perhatian
  • Ibu yang mengetahui anaknya menjadi korban incest ayah kandung/tiri umumnya menunjukkan sikap yang justru tidak mendukung anak (misalnya cenderung memarahi atau menutup mata/pura-pura tidak tahu). Sikap serupa ini umumnya merupakan cerminan dari ketidakmampuannya menghadapi rasa tidak percaya yang bercampur dengan kemarahan yang besar pada pelaku maupun kekecewaan dan rasa bersalah yang luar biasa pada diri sendiri karena tidak mampu menjaga anaknya dengan lebih baik.

Dampaknya

kembali ↑

Jangka Pendek
Reaksi psikologis yang umumnya terjadi adalah:

  • ketakutan yang bercampur dengan kemarahan,
  • menunjukkan sikap bermusuhan,
  • merasa malu dan bersalah, harga diri yang rendah, cemas,
  • terlalu dini menunjukkan perilaku-perilaku seksual, berperilaku seks beresiko
  • gangguan perilaku (lari dari rumah atau sering bolos)

Jangka Panjang
Bila pengalaman kekerasan seksual di masa kecil tidak ditangani dengan baik, maka lebih besar kemungkinan pada masa remaja atau dewasanya anak akan menunjukkan:

  • kecenderungan depresi, cemas, sulit tidur, gangguan disosiasi dan harga diri yang rendah.
  • terutama pada mereka yang mengalami incest dari ayah kandung/tiri umumnya menunjukkan gangguan perilaku/kepri-badian yang lebih berat
  • lebih besar kemungkinan mengalami kembali kekerasan seksual, termasuk perkosaan, pada masa remaja/dewasa dibanding mereka yang tidak pernah mengalaminya di masa kecil.
  • Kehamilan di usia remaja karena incest yang berkelanjutan, atau dilakukan oleh pacar

Indikator Telah Terjadinya Kekerasan Seksual

kembali ↑

  • Adanya perubahan pada perasaan, sikap maupun perilaku anak pada hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas
  • Pengetahuan yang tiba-tiba dimilikinya tentang seks,
  • Reaksi yang sangat kuat pada kontak fisik seperti misalnya sangat menarik diri dari kontak fisi atau sebaliknya mempunyai ketertarikan yang besar untuk bermain-main dengan seksualitasnya
  • Menunjukkan kemunduran perkembangan secara fisiologis/peri-laku yang tiba-tiba. Misalnya: perubahan kebiasan tidur, makan, prestasi di sekolah (mundur sekali atau malah berprestasi).
  • Mengalami masalah dalam hubungannya dengan orang lain di sekolah. Misalnya bermasalah dengan kedisiplinan, menghindar dari tugas-tugas, menarik diri.
  • Ketegangan emosi, misalnya selalu takut, cemas, mudah tersinggung, mudah marah, dan depresi.

Antisipasi

kembali ↑

Bagi orang dewasa yang berperan sebagai pelindung maupun berpotensi memberi dukungan utama pada anak perlu:

  • Membaca informasi tentang kekerasan seksual pada anak untuk memahami penyebab, pelaku, dampak pada korban, tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami kekerasan seksual, dukungan yang dibutuhkan. serta mengubah keyakinan-keyakinannya yang mungkin selama ini salah.
  • Sedini mungkin mengajarkan anak untuk mengenali bagian-bagian tubuhnya sendiri, serta daerah mana yang boleh disentuh orang lain dan mana yang tidak.
  • Segera memberitahu anggota keluarga bila ada orang yang melakukan hal-hal yang tidak wajar pada tubuhnya
  • Tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main ke tempat sepi Tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main ke tempat sepi Tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main ke tempat sepi

Bergabung dengan kami di komunitas Savy Amira

Menjadi Relawan Donasi